Saturday, December 22, 2012

Pelawak Termahal Di Indonesia

1. Olga Syahputra


Yoga Syahputra atau lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra (lahir di Jakarta8 Februari 1983; umur 28 tahun) adalah seorang aktorpelawak, dan pembawa acara Indonesia. Olga seringkali berperanwaria. Namun Olga menampik kalau dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang

Sulung dari tujuh bersaudara pasangan Nur Rachman dan Nurhida ini awalnya hanya penggemar yang sering meminta tanda tangan serta foto bareng idolanya. Keberuntungan menghampiri saat dirinya ditawari bermain di film Lenong Bocah. Sayangnya cowok berdarah Padang-Jawa ini diharuskan ikut latihan terlebih dahulu di Sanggar Ananda. Karena tak punya uang, Olga terpaksa menjual kulkas demi membayar   kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga, Bertrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan Olga kulkas baru.

Selama aktif di Sanggar Ananda, Olga juga sering ikut syuting meski hanya peran-peran minor. Olga juga pernah menjadi asisten penyanyi Rita Sugiarto. Ketekunan Olga berbuah manis. Setelah sempat berperan di sinetron Kawin Gantung dan Si Yoyo, Olga menjadi presenter Ngidam di SCTV berpasangan dengan Jeremy Thomas. Olga juga bermain di acara komedi Jangan Cium Gue dan disusul Extravanganza ABG. Bergabung dengan Extravanganza ABG di tahun 2005, nama Olga mulai dikenal. Namanya benar-benar melambung setelah di awal 2007 bergabung bersama Indra Bekti dan Indy Barends di acara Ceriwis di Trans TV.

Mulai tahun 2008, Olga menjadi presenter TV acara musik Dahsyat di stasiun RCTI bersama dua artis multi-talenta Luna Maya dan Raffi Ahmad. Selain menjadi presenter, ia juga membintangi beberaya layar lebar, di antaranya Skandal Cinta Babi Ngepet danMau Lagi. Film Mau Lagi sebelumnya dicekal dan tidak dapat beredar. Namun setelah berganti nama menjadi Cintaku Selamanya, film ini diberi ijin untuk diedarkan.

Tak puas hanya manjadi presenter dan bintang film, Olga mulai merambah dunia tarik suara. Saat ini, Olga telah merilis dua lagu single-nya, yaitu Hancur Hatiku dan Jangan Ganggu Aku Lagi yang keduanya merupakan lagu ciptaan Charly ST 12 dengan label Nagaswara.

Olga juga memenangkan penghargaan sebagai Presenter Acara Variety Show Music Terfavorit dan Pelawak Terfavorit dalam Panasonic Awards 2009 dan Panasonic Gobel Awards 2010 yang disiarkan di RCTI , TPI, dan Global TV.


Kini, Olga tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, melainkan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin (Nycta Gina).

2. Sule

Entis Sutisna alias Sule semakin hari semakin gemerlap. Dia menjadi salah satu pelawak termahal dengan penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya. Padahal, beberapa tahun lalu ayah tiga anak ini hanya sebagai penjual jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya.

Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976, ini mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan.

Namanya terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng. Penghasilannya lebih dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun televisi, antara lain, hasil dari acara Opera Van Java di Trans7 dan Awass Ada Sule di Global TV.

Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil sering tampil di acara Agustusan. Ayah dari Rizki (12), Putri (8), dan Rizwan (2) ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai membanyol atau melucu. Alumnus STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan dalam penampilan, yakni rambutnya yang panjang berwarna pirang sehingga bisa melengkapi karakternya.

Kini Sule sudah menjadi miliarder dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil, serta dua sepeda motor. Baru-baru ini, Sule mengaku bersyukur karena Tuhan telah memberi jalan.

Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina (32) pada tahun 1997 dia tinggal di rumah kontrakan petak.

Penghasilannya dari melawak hanya Rp 20.000 sehari sehingga, agar dapurnya bisa tetap ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya.
Masa-masa sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini sudah menjadi miliarder. Opera Van Java adalah salah satu acara yang menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini, sekali tampil Sule memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp 20 juta-Rp 40 juta.

Pemilik rambut gondrong dan pirang ini terkenal dengan gaya khasnya, yakni kalau mendengar musik jaipongan langsung dengan reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa. Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.
Nekat ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke Jakarta. Berbekal keahlian menari, dia mencoba mengadu nasib di Ibu Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya di Jakarta.

Kesempatan mengikuti Audisi Pelawak Indonesia (API) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, karier Sule pun terus menanjak.

Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule. Kini Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, ataupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai Lima Pelawak Termahal Indonesia.
Seperti Komeng, Sule mempunyai kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif, dan bagus. Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik.

Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi, Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita untuk go internationalwalau tak pandai bahasa Inggris.

Kendati telah bergelimang harta, ternyata tak semua artis hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana. Suzuki APV masih menjadi kendaraannya setiap hari akan shooting.
Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa salon, warnet, toko pakaian, ponsel, dan studio musik. Pria pencetus ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan.
Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya dan membagi-bagi rezeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

3. Komeng

Alfiansyah (lahir di Jakarta, 25 Agustus 1970; umur 40 tahun) (populer dipanggil Komeng) adalah seorang pelawak Indonesia. Ia terkenal sebagai pembawa acara Spontan yang ditayangkan di SCTV sejak tahun 1995 hingga sekarang. Pelawak idolanya adalah Benyamin Sueb. Sekolah SD-SMA di Jakarta dan kuliah di Akademi Bank Indonesia (tidak selesai).
Karir

Radio

  • Penyiar Radio SK Jakarta, 1993-1996
  • Penyiar Bens Radio Jakarta, 1996

Acara televisi dan sinetron

  • "Drama Komedi" di TVRI, 1990
  • "Kompor Diamor" di TPI. 1991
  • "Opera Diamor" di TVRI. 1991-1995
  • “Spontan" di SCTV. 1995 - sekarang
  • Sinetron "Akal-akalan" di Indosiar. 1996
  • Sinetron "Otak-otak Kuda" di TPI 1996
  • Sinetron "Malioboro" di TPI. 1996
  • Komedi "Asep Show" di TPI. 2000 - 2004
  • Sinetron "Liliput". 2001
  • Sinetron "Puteri Duyung" di SCTV. 2001
  • Sinetron "James Bono" di TPI. 2001
  • SLI 008
  • Kerajaan Sahur di Trans TV dan TV7. 2006
  • Saatnya Kita Sahur di Trans TV. 2007 - sekarang
  • Gong show di Trans TV. 2008 - sekarang
  • Opera Van Java di Trans7. 2008 - 2009

4. Tukul Arwana

Tukul Riyanto, atau lebih dikenal dengan nama Tukul Arwana (lahir di Perbalan, Purwosari, Semarang, 16 Oktober 1963; umur 47 tahun) adalah seorang pelawak dan pembawa acaraIndonesia. Tukul dikenal dengan acara Bukan Empat Mata yang dibawakannya. Selain menjadi pelaku hiburan, Tukul juga merintis usaha yang bergerak di bidang hiburan, yang bernama "Ojo Lali Entertainment". suka makan mie ayam mbok darmi.
Sejak lahir, ia diberi nama Riyanto, bukan Tukul Riyanto seperti yang dikenal sekarang. Karena ia sering sakit, namanya ditambah kata "Tukul" menjadi Tukul Riyanto. Anehnya, setelah namanya diubah demikian, ia menjadi jarang sakit. Ia pun akhirnya akrab dipanggil Tukul. Di usia 5 bulan, Tukul yang sering sakit diasuh oleh tetangganya, Suwandi. Orang tua Tukul, Abdul Wahid dan Sutimah (alm.) yang memiliki empat orang anak rela menyerahkan Tukul, karena Suwandi sangat ingin menjadikan Tukul sebagai anak angkat.
Dengan bakat alaminya, Tukul muda sudah mulai melawak sejak kelas VI SD. Berbagai macam perlombaan lawak, mulai dari tingkat Kotamadya Semarang, Jawa Tengah, DKI, dan Jabotabek, serta tingkat nasional ia coba. Usahanya ini tidak sia-sia. Ia berhasil menjuarai berbagai perlombaan melawak. Setelah lulus SD, putra ketiga dari pasangan Abdul Wahid dan almarhumah Sutimah itu melanjutkan sekolahnya ke SMP Muhammadiyah Indraprasta. Namun, pada saat Tukul duduk di bangku kelas III, orang tua angkatnya, Suwandi mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, rumah yang selama itu ditempatinya harus dijual. Puncaknya, saat menuntut ilmu di SMA Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung, Semarang, Tukul mulai kesulitan untuk membayar biaya sekolah. Tukul pun mulai mencari pekerjaan untuk membiayai sekolahnya.
Selepas SMA, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain melawak ia juga pernah bekerja sebagai sopir angkutan (jurusan Johar-Panggung di Semarang). Setelah dua tahun, Tukul berganti pekerjaan menjadi sopir truk gas elpiji di daerah Tanah Mas, Semarang Utara selama dua tahun, sebelum akhirnya kembali menjadi sopir angkutan. Setelah berganti-ganti pekerjaan, Tukul akhirnya memuntuskan untuk hijrah Jakarta atas ajakan temannya Joko Dewo dan Tony Rastafara sekitar tahun 1992. Selama beberapa tahun di Jakarta, nasibnya belum juga berubah.
Di kontrakannya yang terletak di bilangan Blok S Jakarta Selatan, Tukul banyak dibantu Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang belum berkecukupan, Tukul menikah dengan gadis berdarah Padang bernama Susiana. Ia dikaruniai 2 orang anak perempuan dan laki laki. Perempuan bernama Novita Eka Afriana dan yang kecil bernama Wahyu Jovan Utama.
Setelah menikah, Tukul dan keluarganya tinggal di sebuah kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor SK dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa Dwiyanti, dan lain-lain. Sebelumnya, Tukul sempat menjadi sopir pribadi untuk menafkahi keluarganya.
Nasib mujur Tukul semakin membaik ketika ia diajak dalam produksi Lenong Rumpi oleh Ramon Tommybens. Titik balik kariernya pun mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di video klip "Air" dengan iKon diobok-obok-nya sekitar tahun 1997.
Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika dipercayai untuk menjadi pembawa acara acara musik "Aduhai" di TPI serta acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Saat ini, namanya kian melesat ketika TV7 (kini Trans7) mempercayakannya menjadi pembawa acara talk showEmpat Mata (Kini Bukan Empat Mata). Tukul juga baru saja menyelesaikan syuting film layar lebar pertamanya yang berjudul Otomatis Romantis. Dalam film yang disutradarai Guntur Soehardjanto ini, Tukul berperan sebagai suami Wulan Guritno dalam sebuah rumah tangga yang ada di ujung kehancuran.
5. Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro)

Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu Mulyono),Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

No comments:

Post a Comment